Rabu, 02 Januari 2013

Tim-tim IPL Mulai Frustrasi

BOJONEGORO- Klub-klub di bawah naungan konsorsium LPI semakin frustrasi mendekati kick off Indonesian Premier League (IPL) 2013. Hingga sebulan sebelum perhelatan kompetisi di bawah kendali PSSI itu, belum ada tanda-tanda kepedulian terhadap klub yang membutuhkan modal.

Ya, hingga awal Januari 2013 belum ada kabar soal pencairan dana untuk klub sebagai bekal ke kompetisi. Klub-klub yang murni mengandalkan hidupnya pada konsorsium mulai panik dengan belum adanya kepastian anggaran musim depan.

Di Jawa Timur ada dua klub IPL yang nasibnya tergantung konsorsium, yakni Persibo Bojonegoro dan Persema Malang. Keduanya sama-sama belum jelas kapan mempersiapkan tim karena masih kosongnya keuangan klub. Bahkan para pelatih pun hingga sekarang belum bekerja.

Persibo terbersit untuk menarik diri dari konsorsium LPI dan mencoba mencari sumber pendanaan sendiri. Langkah itu dianggap logis karena dana dari konsorsium yang hanya Rp5 miliar tak kunjung turun. Persibo yakin masih bisa mencari dana melalui investor di Kota Ledre.

"Kami sudah berkonsultasi dengan Bupati Bojonegoro dan memang sempat ada opsi mencari konsorsium atau investor baru. Namun kami masih mempelajari situasinya, terutama sisi positif dan negatif jika langsung menarik diri dari konsorsium," terang Manajer Persibo Bojonegoro Nur Yahya.

Mencari investor baru dan menceraikan konsorsium LPI juga perlu perhitungan. Masalahnya, kompetisi semakin dekat sedangkan Laskar Angling Dharma secepatnya membutuhkan uang segar untuk memulai aktifitas pra musim. Rentang waktu sebulan bukan waktu yang panjang untuk mencari pemodal.

Sedangkan di sisi lain menunggu transfer dana dari konsorsium juga bagai menunggu petir di musim kemarau. Itu berimplikasi langsung pada persiapan tim, bahkan untuk mengontrak pelatih anyar Gusnul Yakin pun tim Oranye tidak mampu walau sudah ada kesepakatan secara lisan.

Situasi yang sama dirasakan Persema Malang. Bedanya, Persema terlihat 'jaga gengsi' dan seolah-olah tidak ada persoalan apa pun terkait finansial. Padahal kondisinya sama persis dengan Persibo, hingga mereka harus kehilangan banyak pemain musim lalu.

Leonard Tupamahu, Bima Saksi, M Kamri, Firman Basuki, Joko Ribowo, hingga Sukasto Efendi, berburu klub baru. Pelatih Slave Radovski juga enggan ke Malang karena belum ada jaminan tandatangan kontrak baru. Anehnya, manajemen menganggap ini sebuah hal yang biasa.

"Kami tak bisa menahan pemain yang ingin ke klub lain. Bagi kami itu wajar karena pemain bebas memilih. Manajemen optimistis musim depan lebih baik walau banyak pemain baru. Kami sedang berupaya agar krisis musim lalu tidak terjadi lagi," sebut CEO Persema Malang Didied Poernawan.

Lantas, kapan memulai aktifitas tim? Didied tak bisa menyebut secara rinci. Dirinya hanya mengatakan tim langsung menjalani pra musim setelah pelatih Slave Radovski datang. "Sabar saja. Masih ada waktu membangun tim. Pastinya komposisi tim musim depan banyak berbeda dengan musim lalu," tukas Didied.

Selian dua klub yang mengenaskan tersebut, Jawa Timur juga memiliki klub yang relatif kaya atau mempunyai modal ke IPL musim depan. Keduanya adalah Arema IPL dan Persebaya Surabaya yang telah menunjukkan kesiapannya ke kompetisi Februari mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar