BOJONEGORO- Klub-klub di bawah naungan konsorsium LPI
semakin frustrasi mendekati kick off Indonesian Premier League (IPL)
2013. Hingga sebulan sebelum perhelatan kompetisi di bawah kendali PSSI
itu, belum ada tanda-tanda kepedulian terhadap klub yang membutuhkan
modal.
Ya, hingga awal Januari 2013 belum ada kabar soal
pencairan dana untuk klub sebagai bekal ke kompetisi. Klub-klub yang
murni mengandalkan hidupnya pada konsorsium mulai panik dengan belum
adanya kepastian anggaran musim depan.
Di Jawa Timur ada dua klub
IPL yang nasibnya tergantung konsorsium, yakni Persibo Bojonegoro dan
Persema Malang. Keduanya sama-sama belum jelas kapan mempersiapkan tim
karena masih kosongnya keuangan klub. Bahkan para pelatih pun hingga
sekarang belum bekerja.
Persibo terbersit untuk menarik diri dari
konsorsium LPI dan mencoba mencari sumber pendanaan sendiri. Langkah
itu dianggap logis karena dana dari konsorsium yang hanya Rp5 miliar tak
kunjung turun. Persibo yakin masih bisa mencari dana melalui investor
di Kota Ledre.
"Kami sudah berkonsultasi dengan Bupati Bojonegoro
dan memang sempat ada opsi mencari konsorsium atau investor baru. Namun
kami masih mempelajari situasinya, terutama sisi positif dan negatif
jika langsung menarik diri dari konsorsium," terang Manajer Persibo
Bojonegoro Nur Yahya.
Mencari investor baru dan menceraikan
konsorsium LPI juga perlu perhitungan. Masalahnya, kompetisi semakin
dekat sedangkan Laskar Angling Dharma secepatnya membutuhkan uang segar
untuk memulai aktifitas pra musim. Rentang waktu sebulan bukan waktu
yang panjang untuk mencari pemodal.
Sedangkan di sisi lain
menunggu transfer dana dari konsorsium juga bagai menunggu petir di
musim kemarau. Itu berimplikasi langsung pada persiapan tim, bahkan
untuk mengontrak pelatih anyar Gusnul Yakin pun tim Oranye tidak mampu
walau sudah ada kesepakatan secara lisan.
Situasi yang sama
dirasakan Persema Malang. Bedanya, Persema terlihat 'jaga gengsi' dan
seolah-olah tidak ada persoalan apa pun terkait finansial. Padahal
kondisinya sama persis dengan Persibo, hingga mereka harus kehilangan
banyak pemain musim lalu.
Leonard Tupamahu, Bima Saksi, M Kamri,
Firman Basuki, Joko Ribowo, hingga Sukasto Efendi, berburu klub baru.
Pelatih Slave Radovski juga enggan ke Malang karena belum ada jaminan
tandatangan kontrak baru. Anehnya, manajemen menganggap ini sebuah hal
yang biasa.
"Kami tak bisa menahan pemain yang ingin ke klub
lain. Bagi kami itu wajar karena pemain bebas memilih. Manajemen
optimistis musim depan lebih baik walau banyak pemain baru. Kami sedang
berupaya agar krisis musim lalu tidak terjadi lagi," sebut CEO Persema
Malang Didied Poernawan.
Lantas, kapan memulai aktifitas tim?
Didied tak bisa menyebut secara rinci. Dirinya hanya mengatakan tim
langsung menjalani pra musim setelah pelatih Slave Radovski datang.
"Sabar saja. Masih ada waktu membangun tim. Pastinya komposisi tim musim
depan banyak berbeda dengan musim lalu," tukas Didied.
Selian
dua klub yang mengenaskan tersebut, Jawa Timur juga memiliki klub yang
relatif kaya atau mempunyai modal ke IPL musim depan. Keduanya adalah
Arema IPL dan Persebaya Surabaya yang telah menunjukkan kesiapannya ke
kompetisi Februari mendatang.






0 komentar:
Posting Komentar